Bagi banyak orang,
belajar kerap terasa membosankan. Materi-materi tertentu bahkan
kurang memiliki daya tarik sehingga membuat orang malas dan bahkan
lekas lupa pada apa yang dipelajarinya. Jika tak berusaha keras,
akibatnya fatal. Berikut penulis rangkum tipsnya!
Belajar Efisien. Survei
yang dilakukan terhadap orang-orang yang sudah mencapai posisi puncak
membuktikan bahwa mereka memiliki kebiasaan ”belajar”. Pertanyaan
selanjutnya: Bagaimana mereka bisa memiliki waktu belajar di tengah
kesibukan mereka? Ternyata mereka bisa belajar kapan saja, dimana
saja, dan dari siapa saja. Selain dari membaca buku, majalah dan
surat kabar di rumah, mereka juga bisa memanfaatkan waktu menunggu,
waktu makan siang, waktu di jalan (berkendaraan, maupun dalam
penerbangan dan perjalanan dengan kereta api) untuk menambah ilmu.
Selain membaca, mereka
juga memanfaatkan waktu mereka untuk melakukan observasi lapangan
berbagai hal yang terjadi sekitar mereka. Cara lain yang mereka
terapkan adalah mendengarkan informasi berbentuk ”audio” (kaset,
CD) dalam perjalanan atau dalam melakukan pekerjaan lain. Mereka juga
menyerap informasi penting dan menarik dari diskusi dengan sesama
profesional, atasan, bawahan, pelanggan, guru, pelatih, dan juga dari
pesaing. Mereka juga sering menyempatkan diri untuk menghadiri
seminar, workshop, ataupun pelatihan singkat, ataupun menyempatkan
waktu untuk meningkatkan diri melalui sarana elektronik (misalnya:
anggota beberapa mailing list, memanfaatkan fasilitas e-learning).
Belajar Efektif. Seperti
juga kepribadian, setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda.
Ada yang lebih mudah belajar melalui audio. Ada yang lebih dapat
menyerap informasi yang berupa tampilan secara visual. Ada juga yang
lebih mudah menyerap informasi melalui gerakan. Selain gaya belajar
yang dihubungkan dengan indera, gaya belajar juga bisa dihubungkan
dengan waktu. Sebagian orang lebih mudah belajar di pagi atau siang
hari. Sedangkan sebagian lagi lebih mudah belajar di malam hari. Yang
penting adalah mengenali gaya belajar kita. Setelah itu kita bisa
menyusun strategi belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar kita.
Misalnya, jika kita
lebih mudah belajar di malam hari dan kita cenderung lebih efektif
menyerap informasi dalam bentuk visual, maka strategi belajar kita
adalah belajar hal-hal yang serius di malam hari dengan menggunakan
input visual ataupun memvisualisasikan informasi yang kita terima
(misalnya, kita bisa menggambarkan informasi yang kita baca dengan
diagram, simbol-simbol, flowchart, grafik, yang dapat mempermudah
pemahaman kita akan informasi yang akan kita serap).
Belajar Bijak.
Pengalaman (terutama kegagalan, kesuksesan, kesalahan) adalah guru
yang terbaik. Jadi, jangan pernah melewatkan kesuksesan yang kita
raih, kegagalan yang kita alami, dan kesalahan yang kita lakukan
tanpa memetik pengalaman dari hal-hal tersebut. Tetapi waktu kita
untuk belajar dari pengalaman sangat terbatas. Kita tidak akan bisa
memanfaatkan semua waktu yang kita dapatkan untuk mempelajari semua
yang kita perlukan. Untuk itu, kita perlu belajar cerdas dan bijak.
Yang bisa kita lakukan antara lain adalah belajar tidak hanya dari
pengalaman kita sendiri, terutama adalah belajar dari pengalaman
orang lain. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain adalah
membaca biografi orang-orang sukses. Dari artikel, buku biografi
setebal puluhan sampai ratusan halaman, kita bisa memetik pengalaman
berpuluh-puluh tahun dari orang-orang yang riwayat hidupnya
dibukukan. Cara lain adalah membaca hasil survei di bidang-bidang
yang kita minati. Hasil survei memetakan data dan informasi yang
diekstraksi secara profesional dari pengalaman orang lain juga. Cara
yang lebih mudah adalah ”bertanya” pada orang-orang yang kita
anggap lebih berpengalaman dari kita dalam bidang-bidang yang kurang
kita kuasai. Dengan belajar dari orang lain, kita bisa
melipatgandakan pengetahuan yang kita dapatkan (yaitu pengetahuan
dari pengalaman kita sendiri ditambah dengan pengetahuan dari
orang-orang lain).
Di dunia yang bergerak
cepat, banyak perubahan terjadi. Untuk mengendalikan perubahan ini,
kita perlu belajar. Tanpa belajar, kita tidak bisa mengejar perubahan
tersebut. Dengan belajar pun, jika tidak dilakukan dengan kecepatan
yang sesuai dengan kecepatan perubahan tersebut, belum tentu juga
kita dapat bertahan. Jadi, belajar sudah merupakan suatu keharusan,
tetapi yang lebih diperlukan adalah belajar untuk sukses, yaitu
belajar dengan menerapkan strategi belajar efesien, efektif dan
bijak. Selamat mencoba strategi sukses belajar!
No comments:
Post a Comment