Monday 6 May 2013

BAB IV


Motivasi menjadi pengusaha sukses.

Tidak semua orang termotivasi untuk menjadi pengusaha. Proses termotivasinya pun berbeda-beda. Indonesia dengan sumber daya melimpah seharusnya dapat menjadi salah satu factor pendorong untuk menjadi pengusaha. Hal ini dapat didorong juga oleh guru atau dosen untuk memberi inspirasi dan minat tersebut. Dengan kata lain, kewirausahaan bukanlah sesuatu hal yang dilahirkan maupun bakat, melainkan dibangun (entrepreneur are not born – they develop). Mulai memotivasi diri untuk sukses sejak kecil dan memiliki cita-cita yang kuat untuk mewujudkan mimpinya dengan bekerja keras.

Beberapa mitos wirausaha :
  1. Wirausaha merupakan bakat dan keturunan. Padahal banyak yang sukses diawali dengan keterpaksaan dan kondisi hidup yang sulit, bukan karena factor keturunan.
  2. Pengusaha adalah pelaku, bukan pemikir. Padahal pengusaha merupakan pelaku sekaligus pemikir. Mereka mempersiapkan bisnisnya dengan strategi, taktik dan pemikiran yang mendalam.
  3. Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk. Nyatanya kewirausahaan mempunyai model, proses dan studi kasus yang dapat diciptakan.
  4. Pengusaha adalah selalu sebagai investor. Kenyataannya banyak pengusaha yang sukses sebagai innovator.
  5. Pengusaha membutuhkan keberuntungan. Tapi, keberuntungan terjadi ketika sudah dilakukan persiapan dan pandai memanfaatkan momentum.
  6. Pengusaha harus selalu sukses dan tidak boleh gagal. Keliru, karena pengusaha yang sukses membangun bisnisnya dengan jatuh bangun dan banyak mengalami kegagalan.
  7. Pengusaha adalah sama seperti penjudi. Padahal pengusaha mendapatkan keuntungan atau kesuksesan dari menghitung resiko.
Mengubah pola piker memerlukan keberanian dan kerelaan. Untuk tetap bertahan, seorang pengusaha harus “berubah atau mati!”. Langkah awalnya adalah merubah pola pikir (mind-set) bagaimana merubah ketidakpastian menjadi keberuntungan.

Menurut McGrath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004), 5 karakter yang umumnya dimiliki pengusaha antara lain :
  1. Pengusaha sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru.
  2. Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat.
  3. Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas.
  4. Pengusaha berfokus pada pelaksanaan.
  5. Pengusaha mengikutsertakan energy setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.
Semakin seseorang menyakini bahwa dirinya dapat mengelola berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin ia bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Ciri-ciri pribadi wirausaha yang berhasil adalah :
  1. Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi.
  2. Mendayagunakan kekuatan dan mengurangi kelemahan.
  3. Mempunyai perilaku yang agresif mengejar tujuan dan berorientasi pada hasil.
  4. Mau belajar dari pengalaman.
  5. Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul.
David C. McClelland (1971) mengelompokkan Tiga Motif Sosial, yaitu :
  1. Kebutuhan berprestasi wirausaha (n-Ach), cirinya :
  • Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang.
  • Selalu merasa sebagian besar adalah tanggung jawabnya (personal responsibility).
  • Ingin memperoleh umpan balik (using feedback).
  1. Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow), cirinya :
  • Berusaha mempengaruhi orang lain.
  • Lebih mementingkan hasil akhir daripada proses.
  • Mempunyai dorongan kuntuk menjadi penyelamat.
  1. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Aff), cirinya :
  • Lebih mementingkan suasana antara orang-orang yang bekerja.
  • Memerhatikan reaksi atau sikap orang lain.
  • Dipengaruhi oleh siapa yang akan menjadi rekan kerja.
Goerge W.Ladd mengemukakan suatu pemikiran yang menarik melalui proses mental bawah sadar berupa imajinasi dan intuisi yang dapat membantu kemajuan usaha. Proses mental bawah sadar dapat membantu kita melaksanakan kegiatan sehari-hari. Gunakan konsep AKU, dimana A=Ambisi, K=Kekuatan atau Kelemahan, dan U=Usaha.

Pikiran manusia dapat dikelompokkan menjadi dua : pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (sub-conscious mind). Pikiran bawah sadar mampu mengontrol tindakan secara otomatis. Pikiran bawah sadar tidak memiliki mekanisme untuk mengenal hal yang nyata dan tidak nyata.

Prof. George W. Ladd dalam Buchari Alma (2005) menguraikan beberapa factor atau kondisi yang mendorong semakin produktifnya pikiran bawah sadar, yaitu :
  1. Sikap ragu-ragu (doubt).
  2. Sikap berani (venturesome attitude).
  3. Bermacam-macam pengalaman, memori dan ketertarikan.
  4. Persiapan yang sempurna dan sungguh-sungguh.
  5. Menyerah sementara.
  6. Istirahat atau santai (relaxation).
  7. Menulis (writing).
  8. Bertukar pikiran.
  9. Bebas dari kebingungan atau kekacauan.
  10. Batas waktu (deadline).
  11. Tensi (tension).
McGregor menjelaskan Hukum Pikiran Bawah Sadar yang terdiri dari 4P, yaitu :
  1. Positif
  2. Kalimat saat ini (present tense)
  3. Pribadi
  4. Pengulangan (persisten)

No comments:

Post a Comment